Tak ada yang bisa memastikan sebuah hubungan akan bebas dari perselingkuhan maupun skandal. Sesempurna apapun hubungan yang Anda bina, godaan akan selalu ada.
Secara internal, faktor yang biasanya memicu terjadinya perselingkuhan bisa terjadi akibat perbedaan minat, hobi, lingkup pergaulan dan tingkat pendidikan. Masalah keuangan juga bisa menjadi ganjalan utama.
Faktor internal ini, biasanya akan makin membesar dengan adanya faktor eksternal yang datang diam-diam atau tanpa disadari oleh pelakunya sendiri. Berikut ini beberapa faktor eksternal yang patut Anda waspadai:
1. Teman sekantor atau se-profesi
Lingkungan kerja bisa memberi situasi yang memungkinkan terbangunnya hubungan potensial yang menjurus pada perselingkuhan. Seringnya bertemu dalam satu ruangan, tekanan dan krisis kerja yang diterima, juga cenderung menciptakan kedekatan. Apalagi bila kebersamaan dan komunikasi kerja tersebut terus berkembang hingga terbina keakraban dan rasa senasib yang memunculkan atmosfer lain.
2. Mantan kekasih
Sebagian besar dari kita tentu tak ingin berurusan lagi dengan ‘mantan’. Hanya saja, kebanyakan orang juga tak sadar apa motif di balik hubungan pacaran atau pernikahan yang kini tengah dijalani. Bisa jadi, hubungan yang dijalani sekarang hanya sekadar pelarian untuk melupakan memori dengan si mantan. Tanpa sadar, Anda mulai membanding-bandingkan pasangan dengan sang mantan. Bila ini mulai terjadi, waspadalah, segera hindari sebelum semakin berkembang.
3. Sahabat atau teman curhat
Sahabat atau teman curhat dengan jenis kelamin yang berbeda sebaiknya juga dibatasi. Banyak wanita senang memiliki sahabat pria, karena selalu siap menemani saat tidak ada pasangan atau sekedar konsultasi dan minta pendapat. Begitu pun pria. Mereka senang punya teman curhat wanita karena lebih dapat berempati dan mendengar keluh kesah.
Bila terlalu sering dilakukan, tak jarang situasi ini akan memicu ketertarikan seksual yang diawali dengan memendam perasaan. Bila situasi mendukung dan hasrat tak bisa lagi dibendung, maka persahabatan pun bisa berubah menjadi gairah dan cinta yang amat besar.
Ancaman ini sangat potensial, sebab bila sudah terlanjur terikat dengan perasaan terkadang sangat sulit untuk ditarik kembali. Alasan klise yang biasa dipakai adalah, “Lebih baik kehilangan pacar daripada kehilangan sahabat.” Benarkah dia sudah menjadi sahabat? Atau malah menjadi pacar?
Hai..salam kenal…aku Rhe.Main ke blog aku dong di http://rheifania.wordpress.com aku tunggu comentnya ya….o ya..menurut aku cinta itu bukan ancaman, tapi anugerah.Tapi Ok juga sih tulisannya.Tar aku baca2 lagi.
wah…
salah paham tuh…
maksud saya tuh ancaman terhadap cinta…bukan cinta = ancaman…hehe…